Kamis, 09 Januari 2014

Tema : Pendidikan Di Sekolah Dasar

Pendidikan Sekolah Dasar

Salah satu pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentangSistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Dan, secara umum pengertian sekolah dasar dapat kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. Kita seharusnya memahami pengertian sekolah dasar sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di tingkat ini. Walaupun, kita pengenal pendidikan anak usia dini (PAUD), tetapi setidaknya mereka lebih mengedepankan untuk melatih anak bersosialisasi dengan teman dan masyarakat, bukan untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang mengarah pada pemahaman pengetahuan. 

Tujuan Pendidikan Dasar

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuanpendidikan Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut :
  1. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung. 
  2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.
  3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP.  
Sekolah Dasar Sebagai Pendidikan Dasar
Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Kita membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan kita lancar. Kita juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan. Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut. Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya. Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya. Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.

 http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolah-dasar.html#ixzz2pu5xUGjE

Kamis, 09 Mei 2013

ASSESMENT PORTOFOLIO DAN ASSESMENT KINERJA




ASSESMENT PORTOFOLIO DAN ASSESMENT KINERJA
1.   ASSESMENT PORTOFOLIO
A.    Pengertian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundle, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundle. Sebagai suatu proses social pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjective, pada umumnya disandingkan dengan konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) dan dapat disandingkan dengan konsep penilaian yang dikenal dengan istilah penilaian berbasis potrofolio (portofolio based assessment).
Dalam konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kumpulan keterangan atau karya peserta didik hendaknya melibatkan partisipasi peserta didik dalam memilih bahan-bahan, criteria seleksi dan kriteria penilaian.





v  Pengertian portofolio menurut para ahli diantaranya :
·         Collins, (1992)
Portofolio didefinisikan sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu.
·         Paulson, (1991)
Portofolio sebagai kumpulan pekerjaa siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka di dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan itu harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.
·         David and Roger, (2002) (dalam Nonika, 2005)
Portofolio adalah kumpulan bukti atau keterangan mengenai para siswa atau sekelompok siswa yang menunjukkan kemajuan akademik, prestasi, ketrampilan, dan sikap. Dengan demikian portofolio sebagai asesmen adalah pengumpulan informassi tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa yang berkelanjutan.
·         Glencoe, (1999)
Portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang representative yang dikoleksi selama periode tertentu. Portofolio menggambarkan aktivitas siswa dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berpikir kritis, komunikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang belajar sains.
·         Gronlund,(1998) (dalam Rusoni, 2001)
Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang bergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat bergantung pada subyek dan tujuan dan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik dan berkepentingan.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan kumpulan (koleksi) pekerjaan siswa terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatan belajarnya pada suatu bidang (mata pelajaran) tertentu. Koleksi pekerjaan siswa tersebut didokumentasikan secara baik dan teratur sehingga dapat mewakili suatu sejarah belajar dan demonstrasi pencapaian sesuatu secara terorganisasi..

v  Kemp dan Toperoff (1998) menyebutkan beberapa karakteristik portofolio sebagai berikut:
·         Portofolio merupakan model asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara siswa dan guru.
·         Portofolio bukan sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana siswa dilibatkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan bukti dalam portofolio.
·         Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu; koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya; hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses pembelajaran berikutnya.
·         Isi kriteria penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa dalam proses pelaksanaannya.

v  Menurut Barton dan Collins (1992), semua objek portofolio dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
·         Hasil karya peserta didik (artifacts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas.
·         Reproduksi (reproduction), yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas.
·         Pengesahan (attestations), yaitu pernyataan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik.
·          Produksi (production), yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio.
v  Portofolio berfungsi untuk :
·         Mengetahui pekembangan dan pertumbuhan kemampuan peserta didik.
·          Melihat perkembangan tanggungjawab peserat didik dalam belajar.
·          Pembaharuan kembali proses belajar mengajar
·         Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu:
a.    Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik
b.    Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c.    Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
d.    Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
e.    Bertukar informasi dengan orangtua/wali peserta didik dan guru
f.    Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif
g.    Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri

Ø  Portofolio siswa untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

·         Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
·         Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
·          Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam  mata pelajaran atau antar mata pelajaran.
·         Penyelesaian soal-soal terbuka.
·         Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
·         Laporan kerja kelompok.
·         Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
·         Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
·         Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).
·         Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha  peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
·         Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

v  Bagian-Bagian Portofolio     :
Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
ü  Daftar isi dokumen
Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).
ü  Isi dokumen
Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang berisi pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.
ü  Bendel dokumen
Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.
ü  Batasan dokumen
Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir maka perlu diberi pembatas misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen kelompok satu dengan yang lain.
ü  Catatan guru dan orang tua
Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai dari guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau tanggapan peserta didik yang bersangkutan.



v  Bentuk Portofolio     :
1.      Tinjauan proses
Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu kewaktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi.
2.      Tinjauan hasil
Portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik  yang telah dilakukan peserta didik tanpa memperhatikan bagaiaman proses untuk mencapainya terjadi.
Contoh portofolio hasil adalah :
a.    Portofolio dokumentasi
Penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekmpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.
b.    Portofolio penampilan
Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi pekerjaan pesserta didik yang telah  selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik.

v  Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
1.      Keuntungan menggunakan portofolio antara lain:
ü  Siswa dapat menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dan cara-cara memperbaikinya.
ü   Memberi lebih banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
ü  Menjadi media bagi siswa, guru, orang tua untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan harapan tentang pembelajaran siswa.
ü  Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa, ini berarti penilaian yang diberikan akan lebih akurat.
ü   Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri peserta didik.
ü   Berguna bagi guru dalam mengidentifikasikan letak,kelemahan dan kelebihan siswa.
2.      Kelemahan menggunakan portofolio antara lain:
ü  Membutuhkan waktu yang relative lama dan tenaga bagi guru untuk memilih tugas portofolio, menyusun portofolio bersama siswa dan mengoreksi portofolio.
ü  Portofolio mungkin tidak merupakan karya siswa sendiri, tentu juga ada bantuan drai teman, saudara dan orangtua.
ü  Banyaknya siswa dalam suatu kelas relative besar.
ü   Respon siswa sulit dinilai.
ü   Memerlukan biaya dan tempat untuk mengoleksi dan menyimpan portofolio dengan baik.
v  Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah:
a.       Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan.
b.       Menentukan pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
c.       Mengumpulkan dan menyimpan sample karya.
d.       Menentukan criteria untuk menilai portofolio
e.       Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya.
f.       Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai.










2.  ASSESMENT KINERJA

1.     Pengertian Assesment Kinerja/Performance Assesment

            Performance Assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau  petunjuk kerja.

2.      Karakteristik dan sifat penilaian kinerja
          Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.
            Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah (1) tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;(2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;(3) waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
            Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Isyanti (2004:6) bahwa penilaian unjuk kerja dapat mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan. Menurut Setyono (2005:3) bahwa penilaian performansi digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Hutabarat (2004:16) berpendapat bahwa penilaian kinerja lebih tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam menyajikan lisan, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan laboratorium serta kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat.

3.      Teknik Penilaian
Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut
Daftar Cek (Check-list)  Pengambilan data penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Peserta didik mendapat nilai bila kinerja penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar Kelemahan cara ini ialah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatidan tidak dapat diamati, dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun nilai cek lebih praktis di gunakan mengamati subyek dalam jumlah besar.
Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai  ujian memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.
 Rubik adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang di tentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan sseorang siswa terletak pada kriteria yang mana. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi smua kriteria untuk rubrik ini salah satu penyebutan yang di gunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaska) 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan 4 (superior). Pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama cendrung memakai rubrik analitik dan rubik holistik di guanakan pada tingkat sekolah menengah tingkat atas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon / jawaban siswa tterhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapatt digunakan untuk menilai kinerja siswa. Menurut hidden dan Spears, rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai ulisan siswa terhadap open ended. Membuat Rubrik
Agar didapat gambaran apa yang dimaksud dengan rubrik, berikut ini contoh format rubrik analitik

Skala
Kriteria
1
2
3
4
1.      ..............
2.       .......
3.       ........
4.        ........

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian unjuk kerja yaitu:
Ø  Jenis kriteria
Perlu di pertimbangkan bahwa terlalu banyak kriteria yang di pertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk penyekoran. Tetapi jika kriteria yang  diinginkan terlalu sedikit, mungkin hasil yang diperoleh tidak akan cukup unyuk memberikan informasi dalam memperbaiki unjuk kerja siswa.
Ø  Sub kriteriaSkala penilaian. Dalam skala penilaian perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala akan banyak memakan waktu. Untuk tujuan penilaian umumnya skala genap lebih disarankan. Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata. Skala penilaian yang disarankan adalah 5 (1-5) atau skala 6 (1-6).
Ø  Membagi skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi
            Misalnya pada skala 5 (1-5), skala 1&2 dapa dianggap sebagai unjuk kerja yang tidak memenuhi, 3 cukup memenuhi, 4 -5 baik dan 6 sangat baik.Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda  baik dalam bahasa yang digunakan maupun deskripsi semua sub criteria.
Ø  Menghitung skor.
            Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat di nilai tugas unjuk kerja siswa. Skor yang di peroleh masih harus di rubah dalam skala angka yang di terapkan (misal dalam bentuk 0-100, ada hal yang harus di perhatikan ialah bobot pertanyaan, apakah bobot dari masing-masing penampilan atau pertanyaan sama atau berbeda? Dan cara menghitung, bagaimana menghitung skor dari yang di peroleh.

4.      Kelebihan Dan Kekurangan Penilain Kinerja

Semua jenis penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa kelebihan dalam penilaian kelas:

a.       Dapat memecahkan masalah
b.      Dapat menilai pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
c.       Dapat mendemontrasikan suatu proses
d.      proses yang didemontrasikan dapat di observasi langsung
e.       Penalaran
f.       Lugas (fleksibel)
g.      Dan komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
Disamping itu terdapat beberapa kekurangan pada proses penilaian ini yaitu :
a.       Sangat menuntut waktu dan usaha
b.      Pertimbangan (jugment) dan penskoran yang sifattnya lebih subjektif
c.       Lebih membebani guru
d.      Mempunyai reabilitas yang cukup rendah

5.      Komponen Penilaian & Tujuan Penilaian

Semua penilaian mempunyai lima komponen utama yaitu ; instrumen penilaian, tanggapan terhadap tugas, penafsiran tanggapan yang diberikan siswa, pemberian skor atau skala penafsiran tanggapan siswa dan pencatatan hasil laporan. Disamping itu penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa, mengdiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik lagi.
Penilaian terhadap kinerja siswa setidaknya memiliki tiga sifat, yaitu: kriteria ganda (multiple criteria), standar kualitas yang telah dispesifikasi (prespektified quality stan-dards) dan penaksiran penilaian (judgmental appraisal). Dalam penilaian terhadap kinerja siswa, target pencapaian hasil bela-jar yang dapat diraih meliputi aspek-aspek berikut ini: 1) Knowledge; 2) Rea-soning; aplikasi pengetahuan dalam berbagai konteks pemecahan masalah; 3) Skill; kecakapan dalam berbagai jenis keterampilan komunikasi, visual, karya seni, dan lain-lain; 4) Product; dan 5) Affect; berhubungan dengan perasaan, sikap, nilai, minat, motivasi. Diantara kelima target tersebut, penilaian kinerja siswa sangat efektif untuk menilai pencapaian target dari reasoning, skill dan karya cipta. Untuk dapat melakukan penilaian terhadap keterampilan (skill) dan karya cipta siswa diperlukan alat ukur terhadap kinerja siswa yang disebut dengan tes kinerja.

6.      Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian.

Penetapan indikator pencapaian hasil belajar.indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan keercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional  yang dapat di ukur, seperti : mengidenttifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembalai, mempraktekkan, mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kopentensi dasar dapat di kembangkan menjadi dua atau lebih indikator  pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapain hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan metode ini adalah: kejelasan karakter penampilan yang akan dinilai, pengembangan tugas atau latihan (sifat, materi, jumlah), dan prosedur pen-skoran meliputi teknik, pencatatan hasil, identifikasi dan keterampilan penilaian. Sebagai contoh, aspek-aspek kinerja siswa apa saja yang akan dinilai? Sifatnya individual atau kelompok? Prosedur penyekorannya meng-gunakan skala, rubrik atau catatan harian? Bagaimana kriteria penilaian dari masing-masing aspek kinerja siswa? Selain itu sangat dibutuhkan pelibatan siswa secara penuh mulai dari perencanaan, pengembangan dan peng-gunaannya Selain pengukuran yang konsisten, diperlukan juga alat ukur yang sahih (valid). Validitas (kesahihan) alat ukur berkaitan dengan kesesuaian antara alat ukur dengan aspek-aspek yang hendak diukur. Menurut Wayan Nurkancana (1986:127) alat ukur dapat dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur.












7.      Contoh Aplikasi Penilaian Kinerja.
Mata Pelajaran  : Agama
Kelas/semester  : III/II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Aspek
Teknik Penilaian
Melaksanakan shalat
dengan tertib
Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat
1.    Siswa mampu melafalkan bacaan dalam solat dengan baik dan benar
2.    Siswa mampu melaksanakan gerakan dalam solat secara tertib
3.    Siswa mampu mencocokkan bacaan solat dan gerakannya secara benar
Keserasian gerakan dan bacaan dalam solat
Penilian kinerja

Contoh penilaian kinerja dengan Menggunakan cek list berdasarkan ttabel di atas:

N
Aspek yang dinilai
Baik

Tidak baik
1
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
2
Ketepatan gerak dengan sistematis
3
Keserasian gerakan dan bacaan di dalam solat


Berikut penilaian kinerja menggunakan skala :

N
Aspek yang dinilai
Bobot Nilai
Skor
Rudi
Amri
Ona
Yuli
1
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
25
20
10
10
20
2
Ketepatan gerak
Sistematis
25
15
10
10
10
3
Keserasian gerakan dan bacaan
30
20
25
15
30
80
55
45
35
60

Keterangan :
Nilainya Rudi : x 100 = 68, 75
Nilainya Amri : x 100 = 56,25
Nilainya Ona   : x 100 = 43,75
Nilainya Yuli :   x 100  = 75

Ø  Menentukan level kelulusan
            0 – 20 Menyatakan kinerja sangat rendah
            21 – 40 Menyatakan kinerja rendah
            41 – 60 Menyatakan kinerja sedang
            61 – 70 Menyatakan kinerja baik
            71 – 80 Menyatakan kinerja sangat baik.

            Dengan demikian kinerja rudi dengan hasil baik, Amri dan ona dengan hasil kinerja sedang dan yuli dengan hasil kinerja sangat baik. Maka keempat siswa tersebut dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan kepada kompetensi berikutnya. Untuk menentukan level kelulusan maka penilaian kinerja dapat menggunakan skala likert.

Berikut penilaian kinerja menggunakan skala Likert:

No
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
1
2
3
4
5
1
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
1
2
3
4
5
2
Ketepatan gerak
Sistematis
1
2
3
4
5
3
Keserasian gerakan dan bacaan
1
2
3
4
5
  
Berdasarkan tabel diatas dapat diungkapkan bahwa:
Ø  Jika Rudi mendapat skor 4, berarti rudi telah dapat membaca bacaan  solat dengan baik
Ø   Jika Rudi dalam gerakan solat mendapat skor 5 maka rudi sangat tepat dalam gerakan solat dengan sistematik.
Ø  Untuk yang ketiga mendapat skor 1 antara gerakan dan bacaan kurang tepat pada keserasian atau ketepatannya.
Skor total Rudi : 4+5+1= 10
Skor maksimum : 15
                                                = 9
Skor Minimum: 3  
Jika di bagi kepada tiga tingkatan maka  = 3

3                             7                                  11                           15  
                          
 3  – 7                           7 - 11                           11 –
Rendah                        Sedang                                    Tinggi

Berdasarkan skor yang di perolah Rudi dengan 10 maka Rudi termasuk kedalam kaegori sedang.
Contoh rubrik penilaian kinerja Makharijul huruf dan Kelancaran hafalan:


No
Nilai
Kriteria
1
Amat Baik (5)
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar
Mambaca dengan hukum baca yang benar
Dapat mengingat bacaan dengan benar
Konsentrasi dalam membaca bacaan 
Lancar hafalan dalam pengucapan
2
Baik (4)
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar
Lancar hafalan dalam pengucapan
Mambaca dengan hukum baca yang benar
Dapat mengingat bacaan dengan benar
3
Cukup Baik (3)
Konsentrasi dalam membaca bacaan 
Lancar hafalan dalam pengucapan
Mambaca dengan hukum baca yang benar
4
Kurang Baik (1-2)
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar