ASSESMENT PORTOFOLIO DAN ASSESMENT KINERJA
1. ASSESMENT
PORTOFOLIO
A.
Pengertian Portofolio
Portofolio
adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas
kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian
dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan
dalam kurikulum. Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda
fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai
suatu wujud benda fisik itu adalah bundle, yakni kumpulan atau dokumentasi
hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundle. Sebagai suatu
proses social pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience
yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan
(kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun
sebagai adjective, pada umumnya disandingkan dengan konsep pembelajaran yang
dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based
learning) dan dapat disandingkan dengan konsep penilaian yang dikenal dengan
istilah penilaian berbasis potrofolio (portofolio based assessment).
Dalam
konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau
dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu. Kumpulan keterangan atau karya peserta
didik hendaknya melibatkan partisipasi peserta didik dalam memilih bahan-bahan,
criteria seleksi dan kriteria penilaian.
v
Pengertian
portofolio menurut para ahli diantaranya :
·
Collins, (1992)
Portofolio didefinisikan sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang
dikumpulkan untuk tujuan tertentu.
·
Paulson, (1991)
Portofolio sebagai kumpulan pekerjaa siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan
dan kecakapan mereka di dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan itu harus
mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria
penilaian dan bukti refleksi diri.
·
David and Roger,
(2002) (dalam Nonika, 2005)
Portofolio adalah kumpulan bukti atau keterangan mengenai para siswa atau
sekelompok siswa yang menunjukkan kemajuan akademik, prestasi, ketrampilan, dan
sikap. Dengan demikian portofolio sebagai asesmen adalah pengumpulan informassi
tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa yang berkelanjutan.
·
Glencoe, (1999)
Portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang representative yang
dikoleksi selama periode tertentu. Portofolio menggambarkan aktivitas siswa
dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berpikir
kritis, komunikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai
orang yang belajar sains.
·
Gronlund,(1998)
(dalam Rusoni, 2001)
Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang bergantung pada
keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat bergantung pada subyek dan tujuan dan
penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar pertimbangan
kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta
pihak lain yang tertarik dan berkepentingan.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio
merupakan kumpulan (koleksi) pekerjaan siswa terbaik atau karya siswa yang
paling berarti sebagai hasil kegiatan belajarnya pada suatu bidang (mata
pelajaran) tertentu. Koleksi pekerjaan siswa tersebut didokumentasikan secara
baik dan teratur sehingga dapat mewakili suatu sejarah belajar dan demonstrasi
pencapaian sesuatu secara terorganisasi..
v
Kemp dan
Toperoff (1998) menyebutkan beberapa karakteristik portofolio sebagai berikut:
·
Portofolio merupakan
model asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara siswa dan guru.
·
Portofolio bukan
sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana siswa
dilibatkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan bukti
dalam portofolio.
·
Portofolio merupakan
kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu;
koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga
siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya; hasil refleksi
tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses pembelajaran
berikutnya.
·
Isi kriteria
penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa dalam
proses pelaksanaannya.
v
Menurut Barton
dan Collins (1992), semua objek portofolio dibedakan menjadi empat macam, yaitu
:
·
Hasil karya peserta
didik (artifacts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas.
·
Reproduksi
(reproduction), yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas.
·
Pengesahan
(attestations), yaitu pernyataan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru
atau pihak lainnya tentang peserta didik.
·
Produksi
(production), yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk
portofolio.
v
Portofolio berfungsi untuk :
·
Mengetahui
pekembangan dan pertumbuhan kemampuan peserta didik.
·
Melihat
perkembangan tanggungjawab peserat didik dalam belajar.
·
Pembaharuan kembali
proses belajar mengajar
·
Portofolio dalam
penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu:
a. Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik
b. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang
terbaik
d. Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
e. Bertukar informasi dengan orangtua/wali peserta didik dan
guru
f. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif
g. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
Ø
Portofolio siswa
untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis
karya seorang siswa, misalnya:
·
Hasil proyek,
penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan
penjelasan tertulis.
·
Gambar atau laporan
hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran
yang bersangkutan.
·
Analisis situasi
yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
·
Deskripsi dan
diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
·
Laporan hasil
penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau
antar mata pelajaran.
·
Penyelesaian
soal-soal terbuka.
·
Hasil tugas
pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang
diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan
teman-teman sekelasnya.
·
Laporan kerja
kelompok.
·
Hasil kerja siswa
yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan
komputer.
·
Fotokopi surat
piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang
bersangkutan.
·
Hasil karya dalam
mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas
pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).
·
Cerita tentang
kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang
bersangkutan.
·
Cerita tentang usaha
siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata
pelajaran yang bersangkutan.
·
Laporan tentang
sikap siswa terhadap pelajaran.
v
Bagian-Bagian Portofolio :
Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
ü
Daftar isi dokumen
Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang
bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).
ü
Isi dokumen
Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang berisi
pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi
bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi
ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil
belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa
orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.
ü
Bendel dokumen
Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun
lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan
pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen
tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.
ü
Batasan dokumen
Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk
mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir maka
perlu diberi pembatas misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat
berguna untuk memisahkan antara dokumen kelompok satu dengan yang lain.
ü
Catatan guru dan
orang tua
Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai
dari guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau
tanggapan peserta didik yang bersangkutan.
v
Bentuk Portofolio :
1.
Tinjauan proses
Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana
perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu kewaktu.
Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar,
berkreasi, termasuk dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi.
2.
Tinjauan hasil
Portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan
hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik tanpa memperhatikan
bagaiaman proses untuk mencapainya terjadi.
Contoh portofolio hasil adalah :
a. Portofolio dokumentasi
Penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari
sekmpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.
b. Portofolio penampilan
Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang
paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik.
Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi
pekerjaan pesserta didik yang telah selesai, tidak mencakup proses
pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik.
v
Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
1.
Keuntungan menggunakan
portofolio antara lain:
ü
Siswa dapat
menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dan cara-cara memperbaikinya.
ü
Memberi lebih
banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
ü
Menjadi media bagi
siswa, guru, orang tua untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan harapan tentang
pembelajaran siswa.
ü
Dapat digunakan
untuk mendokumentasikan prestasi siswa, ini berarti penilaian yang diberikan
akan lebih akurat.
ü
Dapat
meningkatkan kemampuan evaluasi diri peserta didik.
ü
Berguna bagi
guru dalam mengidentifikasikan letak,kelemahan dan kelebihan siswa.
2.
Kelemahan menggunakan
portofolio antara lain:
ü
Membutuhkan waktu
yang relative lama dan tenaga bagi guru untuk memilih tugas portofolio,
menyusun portofolio bersama siswa dan mengoreksi portofolio.
ü
Portofolio mungkin
tidak merupakan karya siswa sendiri, tentu juga ada bantuan drai teman, saudara
dan orangtua.
ü
Banyaknya siswa
dalam suatu kelas relative besar.
ü
Respon siswa
sulit dinilai.
ü
Memerlukan
biaya dan tempat untuk mengoleksi dan menyimpan portofolio dengan baik.
v
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
penilaian portofolio adalah:
a.
Karya yang
dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan.
b.
Menentukan
pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
c.
Mengumpulkan dan
menyimpan sample karya.
d.
Menentukan
criteria untuk menilai portofolio
e.
Meminta peserta
didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya.
f.
Merencanakan
pertemuan dengan peserta didik yang dinilai.
2. ASSESMENT KINERJA
1.
Pengertian Assesment
Kinerja/Performance Assesment
Performance
Assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap
unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assessment
digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut
dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan
karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan
kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna
bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid
(2006:88) performance
assessment merupakan penilaian dengan
berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk
mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam,
serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa
performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan
atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan
menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau petunjuk kerja.
2.
Karakteristik
dan sifat penilaian kinerja
Menurut
Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah
dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa
harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.
Karakteristik penilaian
kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah (1) tugas-tugas
yang diberikan lebih realistis atau nyata;(2) tugas-tugas yang diberikan lebih
kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai
solusi yang banyak;(3) waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4)
dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
Adapun pendapat lain
yang dikemukakan oleh Isyanti (2004:6) bahwa penilaian unjuk kerja dapat
mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi
dalam bentuk tulisan maupun lisan. Menurut Setyono (2005:3) bahwa penilaian
performansi digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan yang
berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Hutabarat (2004:16) berpendapat
bahwa penilaian kinerja lebih tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam
menyajikan lisan, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa
dalam suatu kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan
laboratorium serta kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat.
3.
Teknik
Penilaian
Teknik
Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut
Daftar
Cek (Check-list) Pengambilan data penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Peserta didik mendapat
nilai bila kinerja penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Daftar cek dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar
Kelemahan cara ini ialah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, dapat diamatidan tidak dapat diamati, dengan demikian tidak
terdapat nilai tengah. Namun nilai cek lebih praktis di gunakan mengamati
subyek dalam jumlah besar.
Skala
Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai ujian memberi nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan
kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna
sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 =
kompeten dan 4 = sangat kompeten.
Rubik
adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai
berdasarkan beberapa kriteria yang di tentukan. Dengan menggunakan rubrik ini
dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan sseorang siswa terletak pada kriteria
yang mana. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan
keseluruhan atau kombinasi smua kriteria untuk rubrik ini salah satu penyebutan
yang di gunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaska) 2 (cukup memuaskan dengan
banyak kekurangan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan 4 (superior). Pada
tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama cendrung memakai rubrik
analitik dan rubik holistik di guanakan pada tingkat sekolah menengah tingkat
atas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen
suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara
penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu
pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas
performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap
aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary
traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan
dari suatu performansi. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon /
jawaban siswa tterhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapatt digunakan
untuk menilai kinerja siswa. Menurut hidden dan Spears, rubrik merupakan skala
tingkatan yang digunakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai ulisan
siswa terhadap open ended. Membuat Rubrik
Agar
didapat gambaran apa yang dimaksud dengan rubrik, berikut ini contoh format
rubrik analitik
Skala
Kriteria
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1. ..............
2. .......
3. ........
4. ........
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Adapun
hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian unjuk kerja
yaitu:
Ø Jenis
kriteria
Perlu di pertimbangkan bahwa terlalu
banyak kriteria yang di pertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk
penyekoran. Tetapi jika kriteria yang diinginkan terlalu sedikit,
mungkin hasil yang diperoleh tidak akan cukup unyuk memberikan informasi dalam
memperbaiki unjuk kerja siswa.
Ø Sub
kriteriaSkala penilaian. Dalam skala penilaian perlu dipertimbangkan bahwa
semakin besar skala akan banyak memakan waktu. Untuk tujuan penilaian umumnya
skala genap lebih disarankan. Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata.
Skala penilaian yang disarankan adalah 5 (1-5) atau skala 6 (1-6).
Ø Membagi
skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi
Misalnya pada skala 5 (1-5), skala
1&2 dapa dianggap sebagai unjuk kerja yang tidak memenuhi, 3 cukup
memenuhi, 4 -5 baik dan 6 sangat baik.Deskripsi untuk tingkat penampilan yang
berbeda baik dalam bahasa yang digunakan maupun deskripsi semua sub
criteria.
Ø Menghitung
skor.
Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat
dapat di nilai tugas unjuk kerja siswa. Skor yang di peroleh masih harus di
rubah dalam skala angka yang di terapkan (misal dalam bentuk 0-100, ada hal
yang harus di perhatikan ialah bobot pertanyaan, apakah bobot dari
masing-masing penampilan atau pertanyaan sama atau berbeda? Dan cara menghitung,
bagaimana menghitung skor dari yang di peroleh.
4. Kelebihan
Dan Kekurangan Penilain Kinerja
Semua
jenis penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung
guru yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat
tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa kelebihan
dalam penilaian kelas:
a. Dapat
memecahkan masalah
b. Dapat
menilai pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
c. Dapat
mendemontrasikan suatu proses
d. proses
yang didemontrasikan dapat di observasi langsung
e. Penalaran
f. Lugas
(fleksibel)
g. Dan
komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
Disamping
itu terdapat beberapa kekurangan pada proses penilaian ini yaitu :
a. Sangat
menuntut waktu dan usaha
b. Pertimbangan
(jugment) dan penskoran yang sifattnya lebih subjektif
c. Lebih
membebani guru
d. Mempunyai
reabilitas yang cukup rendah
5. Komponen
Penilaian & Tujuan Penilaian
Semua
penilaian mempunyai lima komponen utama yaitu ; instrumen penilaian, tanggapan
terhadap tugas, penafsiran tanggapan yang diberikan siswa, pemberian skor atau
skala penafsiran tanggapan siswa dan pencatatan hasil laporan. Disamping
itu penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa,
mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa, mengdiagnosis kesulitan
belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum,
mendorong siswa belajar dan umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih
baik lagi.
Penilaian
terhadap kinerja siswa setidaknya memiliki tiga sifat, yaitu: kriteria ganda
(multiple criteria), standar kualitas yang telah dispesifikasi (prespektified
quality stan-dards) dan penaksiran penilaian (judgmental appraisal). Dalam penilaian
terhadap kinerja siswa, target pencapaian hasil bela-jar yang dapat diraih
meliputi aspek-aspek berikut ini: 1) Knowledge; 2) Rea-soning; aplikasi
pengetahuan dalam berbagai konteks pemecahan masalah; 3) Skill; kecakapan dalam
berbagai jenis keterampilan komunikasi, visual, karya seni, dan lain-lain; 4)
Product; dan 5) Affect; berhubungan dengan perasaan, sikap, nilai, minat,
motivasi. Diantara kelima target tersebut, penilaian kinerja siswa sangat
efektif untuk menilai pencapaian target dari reasoning, skill dan karya cipta.
Untuk dapat melakukan penilaian terhadap keterampilan (skill) dan karya cipta
siswa diperlukan alat ukur terhadap kinerja siswa yang disebut dengan tes
kinerja.
6. Langkah-Langkah
Pelaksanaan Penilaian.
Penetapan
indikator pencapaian hasil belajar.indikator merupakan ukuran, karakteristik,
ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan keercapaian
suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat di ukur, seperti : mengidenttifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembalai, mempraktekkan,
mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar
dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap
peserta didik. Setiap kopentensi dasar dapat di kembangkan menjadi dua atau
lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapain
hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk
melakukan penilaian.
Langkah-langkah
yang harus diperhatikan dalam mengembangkan metode ini adalah: kejelasan
karakter penampilan yang akan dinilai, pengembangan tugas atau latihan (sifat,
materi, jumlah), dan prosedur pen-skoran meliputi teknik, pencatatan hasil,
identifikasi dan keterampilan penilaian. Sebagai contoh, aspek-aspek kinerja
siswa apa saja yang akan dinilai? Sifatnya individual atau kelompok? Prosedur
penyekorannya meng-gunakan skala, rubrik atau catatan harian? Bagaimana
kriteria penilaian dari masing-masing aspek kinerja siswa? Selain itu sangat
dibutuhkan pelibatan siswa secara penuh mulai dari perencanaan, pengembangan
dan peng-gunaannya Selain pengukuran yang konsisten, diperlukan juga alat ukur
yang sahih (valid). Validitas (kesahihan) alat ukur berkaitan dengan kesesuaian
antara alat ukur dengan aspek-aspek yang hendak diukur. Menurut Wayan
Nurkancana (1986:127) alat ukur dapat dikatakan sahih apabila alat ukur
tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur.
7. Contoh
Aplikasi Penilaian Kinerja.
Mata
Pelajaran : Agama
Kelas/semester :
III/II
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Aspek
|
Teknik
Penilaian
|
Melaksanakan shalat
dengan tertib
|
Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat
|
1. Siswa mampu melafalkan bacaan
dalam solat dengan baik dan benar
2. Siswa mampu melaksanakan gerakan
dalam solat secara tertib
3. Siswa mampu mencocokkan bacaan
solat dan gerakannya secara benar
|
Keserasian gerakan dan bacaan dalam solat
|
Penilian
kinerja
|
|
|
|
|
|
Contoh
penilaian kinerja dengan Menggunakan cek list berdasarkan ttabel di atas:
N
|
Aspek yang dinilai
|
Baik
|
Tidak baik
|
1
|
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
|
|
|
2
|
Ketepatan gerak dengan sistematis
|
|
|
3
|
Keserasian gerakan dan bacaan di dalam solat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berikut
penilaian kinerja menggunakan skala :
N
|
Aspek yang dinilai
|
Bobot Nilai
|
Skor
|
Rudi
|
Amri
|
Ona
|
Yuli
|
1
|
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
|
25
|
20
|
10
|
10
|
20
|
2
|
Ketepatan gerak
Sistematis
|
25
|
15
|
10
|
10
|
10
|
3
|
Keserasian gerakan dan bacaan
|
30
|
20
|
25
|
15
|
30
|
|
|
80
|
55
|
45
|
35
|
60
|
Keterangan
:
Nilainya
Rudi : x 100 = 68, 75
Nilainya
Amri : x 100 = 56,25
Nilainya
Ona : x 100 = 43,75
Nilainya
Yuli : x 100 = 75
Ø Menentukan level kelulusan
0 – 20 Menyatakan kinerja sangat
rendah
21 – 40 Menyatakan kinerja rendah
41 – 60 Menyatakan kinerja sedang
61 – 70 Menyatakan kinerja baik
71 – 80 Menyatakan kinerja sangat
baik.
Dengan demikian kinerja rudi dengan
hasil baik, Amri dan ona dengan hasil kinerja sedang dan yuli dengan hasil
kinerja sangat baik. Maka keempat siswa tersebut dinyatakan lulus dan dapat
melanjutkan kepada kompetensi berikutnya. Untuk menentukan level kelulusan maka
penilaian kinerja dapat menggunakan skala likert.
Berikut
penilaian kinerja menggunakan skala Likert:
No
|
Aspek yang dinilai
|
Skala Penilaian
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Makharijul huruf
Kelancaran hafalan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2
|
Ketepatan gerak
Sistematis
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3
|
Keserasian gerakan dan bacaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diungkapkan bahwa:
Ø Jika
Rudi mendapat skor 4, berarti rudi telah dapat membaca bacaan solat
dengan baik
Ø Jika
Rudi dalam gerakan solat mendapat skor 5 maka rudi sangat tepat dalam gerakan
solat dengan sistematik.
Ø Untuk
yang ketiga mendapat skor 1 antara gerakan dan bacaan kurang tepat pada
keserasian atau ketepatannya.
Skor total Rudi : 4+5+1= 10
Skor maksimum : 15
=
9
Skor Minimum: 3
Jika
di bagi kepada tiga tingkatan maka = 3
3 7 11 15
3 –
7 7
- 11 11
–
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan
skor yang di perolah Rudi dengan 10 maka Rudi termasuk kedalam kaegori sedang.
Contoh
rubrik penilaian kinerja Makharijul huruf dan Kelancaran hafalan:
No
|
Nilai
|
Kriteria
|
1
|
Amat Baik (5)
|
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar
Mambaca dengan hukum baca yang benar
Dapat mengingat bacaan dengan benar
Konsentrasi dalam membaca bacaan
Lancar hafalan dalam pengucapan
|
2
|
Baik (4)
|
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar
Lancar hafalan dalam pengucapan
Mambaca dengan hukum baca yang benar
Dapat mengingat bacaan dengan benar
|
3
|
Cukup Baik (3)
|
Konsentrasi dalam membaca bacaan
Lancar hafalan dalam pengucapan
Mambaca dengan hukum baca yang benar
|
4
|
Kurang Baik (1-2)
|
Membaca dengan makharijul huruf dengan benar
|